Untuk
mewujudkan obsesinya itu, Bowo panggilan akrabnya, berjanji akan selalu
menerapkan kepada guru-guru maupun kepala sekolah agar membangun
kebersamaan, mengelaborasi seluruh potensi yang dimiliki,
mengintensifkan komunikasi dan yang lebih paling penting membangun mimpi
siswa-siswi di Pulau Seribu.
"Kami akan
wujudkan kualitas pendidikan setara dengan di darat. Fakta di lapangan
hasil UN masih tertinggal di darat dan itu menjadi tantangan kita. Bagi
siswa yang tinggal di pulau, sekolah di pulau itu tidak ada pilihan dan
tidak ada persaingan. Maka, kami sandingkan persaingan mereka bukan
hanya di pulau, tapi juga di darat. Kami buka realitas yang ada, karena
ketika mereka menginjakan kaki di Pelabuhan Kali Adem Muaraangke
persaingan sudah banyak. Bahkan, kami ajak mereka bersaing dengan anak
darat yang telah bekerja di perusahaan besar di darat," ujar Bowo,
kepada beritajakarta.com, Selasa (6/11).
Menurut pria
yang lahir di Magelang, 15 April 1962 silam, prestasi siswa dan siswinya
di pulau semakin membaik, bahkan di tahun 2012 ini seorang siswi SMK 61
Pulau Tidung, Kepulauan Seribuutara, bernama Astri, yang mewakili DKI
Jakarta Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Nasional Cabang Fishery berhasil
meraih Juara II LKS SMK Tingkat Nasional Tahun 2012. "Artinya stigma di
Pulau Seribu pendidikannya tertinggal itu tidak benar. Faktanya kami
bisa berkontribusi di tingkat provinsi untuk menyumbangkan prestasi yang
juga tidak kalah, karena kita bisa mengalahkan provinsi-provinsi yang
lain," katanya.
Bagi Bowo,
terdapat perbedaan antara siswa pulau dengan anak darat, yaitu bila anak
darat tentu saja mendapatkan kemudahan akses, mudah berinteraksi dengan
teman, perbedaan kultur, perhatian orang tua dan penyelanggara
pendidikan di darat yang cukup intens. Namun, tidak demikian halnya yang
dialami anak pulau. "Bahkan, jika ada kegiatan lomba antar provinsi
yang melibatkan anak-anak pulau yang berlomba di darat, itu sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kami selaku guru dan kepala sekolah. Tapi di sisi
lain akan menumbuhkan rasa kemandirian dan percaya diri anak-anak,"
ungkapnya.
Terlebih,
anak-anak pulau memiliki potensi yang sama dengan anak yang di darat,
dan mereka bisa bersaing. Dengan bekal itu, Bowo bertekad mendorong
anak-anak pulau agar bisa masuk ke perguruan-perguruan tinggi agar
nantinya bisa memperebutkan kesempatan kerja yang lebih baik.
Meski
bertanggung jawab terhadap pendidikan anak pulau, ia tidak menganggap
itu sebagai duka, karena tugas di mana pun masih menjadi bagian tanggung
jawabnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hampir setiap pekan, Bowo
juga selalu mampir ke Pulau Seribu untuk memantau perkembangan siswa dan
siswinya. "Bukan klise tapi memang itu realita yang harus kita hadapi.
Saya melihat tidak dari sisi dukanya, kalau orang sudah melihat dari
sisi dukanya, pasti akan menjadi hambatan. Saya nikmati saja dan
kebetulan saya berangkatnya dari anak kampung yang kehidupannya biasa
menghadapi tantangan. Saya menghadapi realita di sini dan saya nyaman
saja. Terlebih lagi selama ini kawan-kawan merasa nyaman dan masih mau
bersama-sama diajak maju," jelasnya.
Bowo merasa
yakin, wawasan rekan seperjuangannya juga akan semakin meningkat seiring
dengan diterapkannya wawasan komputer literit, IT literit, dan
membangun kemauan membaca. "Kami juga akan mengembangkan akademik bimtek
secara berkala kepada guru, kepala sekolah untuk meningkatkan
kompetensi. Tahun depan kami akan menggelar penyelenggaraan sekolah
inklusi bagi seluruh sekolah di Pulau Seribu. Sebab, di pulau juga
terdapat anak-anak yang butuh perhatian khusus," tuturnya.
Dalam
menjalankan programnya, Bowo juga selalu mengingatkan kepada seluruh
kepala sekolah bahwa bukan cuma jabatan yang menjadi tujuan, namun
peluang secara pribadi untuk mengaktualisasi potensi diri untuk
mengembangkan sekolahnya. "Karena semakin mereka cerdas dan bisa
menangani sekolah dengan baik, maka tugas kita semakin ringan," ucap
alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tahun 1997 itu.
Sebelum
menjabat Kasudin Pendidikan Kepulauan Seribu, bapak dari 2 putri yang
keduanya telah kuliah di ITB Bandung dan Universitas Diponegoro (Undip)
Semarang, ini pernah menjabat Kasie Kesiswaan dan Sumber Belajar Bidang
SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun 2005-2010, dan Kasubag Umum Dinas
Pendidikan tahun 2010-2011. Karirnya pun menanjak hingga ia akhirnya
dipercaya menjadi Kasudin Pendidikan Kepulauan Seribu tahun 2011 hingga
sekarang. (Sumber : www.beritajakarta.com)