Sahrul (35) salah seorang nelayan yang tinggal di RT 002/02 Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara mengatakan, gelombang tinggi telah terjadi sejak satu pekan terakhir. "Ya sejak H + 2 lebaran kemarin gelombang sudah mulai tinggi, dan pada hari ini lebih mengerikan," ujar Sahrul kepada beritapulauseribu.com, Selasa (5/8/2014).
Menurutnya,
musim pancaroba ini tidak bisa diprediksikan kapan akan berhenti,
kemungkinan selama angin timur puluhan nelayan yang ada diperairan
Kepulauan Seribu Utara kesulitan untuk menafkahi anak dan istri.
"Kondisi seperti ini bisa terjadi 2 bulan atau lebih kita tidak tahu,
diharapkan ada bantuan dari Pemkab Kepulauan Seribu," tuturnya.
Hal yang sama
juga diungkapkan oleh, Mansyah (37) menurutnya, kecepatan angin timur
dan tinggi gelombang membuat nelayan enggan melaut. "Lihat sendiri mas,
gelombang tinggi, tinggi mencapai 2 hingga 3 meter bagaimana kami
melaut," katanya.
Mansyah
menambahkan, lebih baik kita pertimbangkan anak dan istri, ketimbang
kami pergi untuk melaut. "Kasihan mas anak dan istri jika kami melaut,
saat ini apa saja yang ada kita makan, akan tetapi kami hanya bisa
memancing walau hasilnya tak sebanding bila pergi melaut," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com