Gelombang kiriman sampa pada saat memasuki musim penghujan yang
tengah berlangsung saat ini menjadi ancaman tersendiri bagi perairan
Kabupaten Kepulauan Seribu. Pasalnya, sampah kiriman dari beberapa
sungai yang ada di Jabotabek mengalami kenaikan hingga
5 kali lipat dibanding musim kemarau, hal tersebut menimbulkan masalah
baru dan menjadi pekerjaan rumah buat petugas kebersihan pantai yang ada
di Kepulauan Seribu.
Kepala Operator Kebersihan Sampah, Pantai Utara, Pulau Panggang,
Edar (34), mengatakan, naiknya debit air tidak diimbangi dengan
kesadaran warga di daerah-daerah untuk tidak membuang sampah ke kali
ataupun ke sungai. Akibatnya, kiriman sampah ke perairan
laut Kepulauan Seribu mengalami kenaikan dan menghantui wisatwan untuk
berkunjung. "Biasanya sedikitnya kiriman sampah 10 kubik, sekarang bisa
mencapai 50 hingga 60 kubik," ujarnya kepada beritapulauseribu.com,
kamis (27/11/2014).
Diakuinya, Saat hujan berlangsung, sampah kiriman yang diangkut
petugas kebersihan pantai cukup beragam, mulai sampah plastik,
styrofoam, sofa kasur, hingga batang pohon yang runtuh akibat hujan.
Sedangkan pada hari biasa hanya sampah plastik dan sampah
limbah rumah tangga. "Sekarang lebih beragam, begitu pun jumlahnya,
naik beberapa kali lipat," kata Edar.
Edar menambahkan, akibat melimpahnya kiriman sampah, rutinitas
petugas pengangkut pun lebih lama dibanding hari biasa. Jika sebelumnya
hanya 2 hingga 3 kali angkut sehari dengan setiap angkut sekitar 1,5
jam, saat hujan tiba, sekali angkut, sampah dari
sungai ke darat bisa mencapai 7 jam dalam 2 hingga 3 kali angkut.
"Jelas lebih capai. Kami bersepuluh bisa kerja hingga larut malam," kata
dia.
Sementara itu, Mikey (30), salah seorang penggiat pariwisata
mengatakan, banyaknya sampah di perairan laut Kepulauan Seribu diduga
merupakan kiriman dari beberapa aliran sungai yang bermuara ke laut
Jakarata."Beberapa sungai yang mengalir ke perairan laut
Kepulauan Seribu membawa berbagai jenis sampah, akhirnya sampah-sampah
tersebut mengapung di sepanjang laut Kepulauan Seribu," ungkapnya.
Dikatakannya, curah hujan yang tinggi mengakibatkan kiriman sampah
kian meningkat. "Setiap musim penghujan kepulauan Seribu selalu menjadi
tempat sampah raksasa yang tak kunjung selesai, aliran sungai yang deras
membuat sampah-sampah yang tersangkut masuk
ke laut," kata Mikey.
Dirinya berharap meskipun pemerintah dan dinas terkait sudah
berbuat banyak untuk hal itu. Namun, jika tidak ada kesadaran dan
kepedulian dengan lingkungan maka masalah sampah di musim penghujan
tidak akan selesia sampai kapanpun. "Mari kita bersihkan
bersama untuk menjaga kebersihan dan kelestarian ekosistem biota laut,
dan diharapkan pemerintah sigap dan mengajak masyarakat, pasti
masyarakat juga tidak akan menolak dan siap membantu," pungkasnya.
0 komentar: