Wisatawan yang datang ke Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara, secara mandiri tanpa melalui jasa travel ataupun pemandu harus melaporkan diri ke posko informasi dan pengurus RT/RW. Ini untuk memudahkan pengawasan dan pemantauan.
"Terutama bagi mereka yang ingin berenang atau datang ke pulau kosong tanpa didampingi travel maupun pemandu," ujar Ardani, Lurah Pulau Panggang, Selasa (5/1).
Menurut Ardani, wisatawan yang ingin berenang lebih aman dipandu oleh pihak yang mempunyai pengalaman.
“Kami sudah koordinasi dengan seluruh pihak agar menegur wisatawan yang berlibur di pulau kosong tanpa melapor atau didampingi oleh pemandu wisata, bila perlu dipulangkan," tandasnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (2/1) lalu, dua wisatawan asal Bekasi, Jawa Barat ditemukan meninggal setelah tenggelam saat berenang di Pulau Air. Dua wisatawan tersebut datang sendiri dan berenang tanpa didampingi pemandu wisata.
Sumber : http://www.beritajakarta.com/read/23451/Wisatawan_Mandiri_di_Pulau_Seribu_Wajib_Lapor
Read More »
Tampilkan postingan dengan label Pulau Panggang. Tampilkan semua postingan
12/06/2014
Guna mencegah terjadinya bencana kebakaran di pemukiman padat
penduduk. Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin
Damkar dan PB) Kabupaten Kepulauan Seribu, memasang sejumlah jaringan
air atau Hydrant disetiap pulau pemukiman padat
penduduk.
Read More »
Dari pantauan beritapulauseribu.com, Kamis (4/12/2014), di pulau
pemukiman terlihat ada sedikitnya belasan pekerja proyek yang sedang
mengerjakan galian hydrant. Salah satunya yang terlihat tanda 'hati-hati
ada galian pemadam' yang terletak di Jl Masjid
An-n'imah Pulau Panggang Kepulauan Seribu Utara.
Sementara itu, Pardjoko Kasudin Damkar PB Kepulauan Seribu saat
dikonfirmasi via telepon membenarkan bahwa saat ini di Pulau Panggang
tengah berlangsung penggalian hydrant. "Iya, hydrant di pasang di Pulau
Panggang diharapkan mampu mengantisipasi bila
terjadi kebakaran di pulau berpenghuni," katanya.
Diakuinya, saat ini memang baru Pulau Panggang. Namun, pihaknya
berencana akan terus mencanangkan pemasangan hydrant di pulau pemukiman
lainnya. "Saat ini baru Pulau Panggang, untuk tahun 2015 hydrant akan
dipasang di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan," jelas
Pardjoko.
Lebih lanjut Pardjoko mengatakan, masyarakat diharapkan peduli pada
keselamatan jiwa dan harta benda yang mereka kumpulkan dari hari ke
hari. Sehingga kedepanya bisa terpanggil jiwanya untuk menjaga
lingkungan dari ancaman bahaya kebakaran. "Jangan hanya
berfikir duit saja tapi keselamatan jiwa lebih utama," pintanya.
Pardjoko menambahkan, dengan dibangun hydrant, masyarakat bisa
melakukan upaya pemadaman secara dini sambil menunggu unit damkar tiba
di lokasi, dengan begitu kerugian bisa diatasi sedikit mungkin. "Jangan
hanya berteriak saja, Damkar akan terus berusaha
memfasilitasi sarana untuk masyarakat supaya mampu mengatasi kebakaran
dilingkungan tempat tinggal mereka," imbuhnya.
Saat ini, bencana kebakaran sepertinya menjadi permaslahan yang
serius di Kabupaten Kepulauan Seribu. Apalagi masalah tersebut sempat
terjadi di pulau pemukiman padat menduduk yang menghanguskan sejumlah
rumah milik warga.
Read More »
12/02/2014
Sebanyak 57 (lima puluh tujuh) anak yatim dari yayasan
yatim piatu AL Hidayah pulau panggang mendapatkan santunan dari Kapolres
Kepulauan Seribu AKBP Andi Herindra Sik. Kamis 27/11/2014.
Read More »

Acara santunan yang dilaksanakan di mako Polres Kepulauan
Seribu dipulau karya ini dihadiri oleh bapak Kapolres, pejabat utama
polres kepulauan seribu serta anggota dan masyarakat, selain
melaksanakan santunan dilaksanakan pula pembacaan ayat suci Alquran oleh
seluruh yang mengikuti kegiatan ini.
Kapolres dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan kepada anak-anak yang sudah mau datang disantunan kali ini
"Ini kali pertama saya melaksanakan kegiatan di pulau karya
semoga saya bisa menjadi pemimpin yang amanah di kepulauan seribu ini,
dan polisi yang bertugas di kepulauan seribu dapat melindungi, mengayomi
dan melayani masyarakat serta mendapatkan kemudahan dalam bertugas"
jelas Kapolres
Dan kapolres berharap anak-anak yatim ini kelak menjadi
anak yang berguna bagi agama, bangsa dan negara serta tercapai
cita-citanya amin. Selesai santunan dilanjutkan siraman rohani dari
ustad Mukhlisin.
Read More »
11/30/2014
Read More »
Sebanyak 316
warga di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
menerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos
Pulau Pramuka, Cabang Jakarta Utara,Sabtu (29/11/2014) kemarin.
"Sejak 3
November dana PSKS sudah dilakukan PT.Pos Indonesia di masing-masing
kelurahan di Pulau Seribu,seperti Pulau Tidung dan Pulau Kelapa. Kali
ini, untuk 316 warga Pulau Panggang," ungkap Hendrasari Kepala Kantor
Pos Jakarta Utara kepada beritapulauseribu.com.
Selain
itu,Herndrasari mengatakan untuk penerima PSKS di Kabupaten Kepulauan
Seribu totalnya mencapai 1.436 jiwa, sudah dilakukan pembayaran sejak
hari Jum,at sampai hari ini Minggu (30/11/2014). "Apabila tidak selesai,
bisa kita lanjutkan esok hari sampai batas akhir tanggal 2 Desember
2014 nanti," ungkapnya.
Lebih
lanjut,Kepala Kantor Pos Jakarta Utara ini menghimbau kepada masyarakat
pulau seribu agar tidak telat untuk mencairkan dana bantuan
tersebut.Jika belum sempat mencairkan dana PSKS di Kantor Pos sampai
batas waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah, masyarakat tidak
perlu khawatir, karena uangnya tidak hangus.
Indahwati
(39), mengaku senang dapat dana PSKS. "Alhamdulillah uang Rp.400.000 ini
bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan tambahaan jajan anak
sekolah. Karena,bantuan ini sangat berarti bagi kami warga yang kurang
mampu," ungkap warga RT 003/05 Pulau Pramuka.
Ibu tiga anak
ini bekerja sehari-hari sebagai tukang urut dan penjual kue adanya
bantuan dari pemerintah ini bisa mengurangi membantu ekonomi mereka.
Read More »
11/30/2014
Read More »
Gelombang kiriman sampa pada saat memasuki musim penghujan yang
tengah berlangsung saat ini menjadi ancaman tersendiri bagi perairan
Kabupaten Kepulauan Seribu. Pasalnya, sampah kiriman dari beberapa
sungai yang ada di Jabotabek mengalami kenaikan hingga
5 kali lipat dibanding musim kemarau, hal tersebut menimbulkan masalah
baru dan menjadi pekerjaan rumah buat petugas kebersihan pantai yang ada
di Kepulauan Seribu.
Kepala Operator Kebersihan Sampah, Pantai Utara, Pulau Panggang,
Edar (34), mengatakan, naiknya debit air tidak diimbangi dengan
kesadaran warga di daerah-daerah untuk tidak membuang sampah ke kali
ataupun ke sungai. Akibatnya, kiriman sampah ke perairan
laut Kepulauan Seribu mengalami kenaikan dan menghantui wisatwan untuk
berkunjung. "Biasanya sedikitnya kiriman sampah 10 kubik, sekarang bisa
mencapai 50 hingga 60 kubik," ujarnya kepada beritapulauseribu.com,
kamis (27/11/2014).
Diakuinya, Saat hujan berlangsung, sampah kiriman yang diangkut
petugas kebersihan pantai cukup beragam, mulai sampah plastik,
styrofoam, sofa kasur, hingga batang pohon yang runtuh akibat hujan.
Sedangkan pada hari biasa hanya sampah plastik dan sampah
limbah rumah tangga. "Sekarang lebih beragam, begitu pun jumlahnya,
naik beberapa kali lipat," kata Edar.
Edar menambahkan, akibat melimpahnya kiriman sampah, rutinitas
petugas pengangkut pun lebih lama dibanding hari biasa. Jika sebelumnya
hanya 2 hingga 3 kali angkut sehari dengan setiap angkut sekitar 1,5
jam, saat hujan tiba, sekali angkut, sampah dari
sungai ke darat bisa mencapai 7 jam dalam 2 hingga 3 kali angkut.
"Jelas lebih capai. Kami bersepuluh bisa kerja hingga larut malam," kata
dia.
Sementara itu, Mikey (30), salah seorang penggiat pariwisata
mengatakan, banyaknya sampah di perairan laut Kepulauan Seribu diduga
merupakan kiriman dari beberapa aliran sungai yang bermuara ke laut
Jakarata."Beberapa sungai yang mengalir ke perairan laut
Kepulauan Seribu membawa berbagai jenis sampah, akhirnya sampah-sampah
tersebut mengapung di sepanjang laut Kepulauan Seribu," ungkapnya.
Dikatakannya, curah hujan yang tinggi mengakibatkan kiriman sampah
kian meningkat. "Setiap musim penghujan kepulauan Seribu selalu menjadi
tempat sampah raksasa yang tak kunjung selesai, aliran sungai yang deras
membuat sampah-sampah yang tersangkut masuk
ke laut," kata Mikey.
Dirinya berharap meskipun pemerintah dan dinas terkait sudah
berbuat banyak untuk hal itu. Namun, jika tidak ada kesadaran dan
kepedulian dengan lingkungan maka masalah sampah di musim penghujan
tidak akan selesia sampai kapanpun. "Mari kita bersihkan
bersama untuk menjaga kebersihan dan kelestarian ekosistem biota laut,
dan diharapkan pemerintah sigap dan mengajak masyarakat, pasti
masyarakat juga tidak akan menolak dan siap membantu," pungkasnya.
Read More »
11/30/2014
Para pedagang
Pulau Panggang beramai-ramai datang ketempat penukaran uang yang
dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), di Lapangan Voli, Pulau Panggang,
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Rabu (26/11/2014).
Bank Indonesia membuka pelayanan penukaran uang recehan pecahan mulai dari Rp 1.000, Rp 500,Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 hingga Rp 1.000. Untuk memperlancar transaksi jual beli para pedagang. Sebab, saat ini uang recehan sangat sulit didapatkan di Pulau Panggang.
" Iya nih, kami menukar uang untuk kelancaran dagang. Pasalnya, susah jika ada pembeli yang memakai uang ratusan memberikan kembaliannya," kata Maemunah (42), warga RT 003/01, usai menukarkan uangnya.
Dia berharap, penukaran uang yang dilakukan pihak BI seharusnya dilakukan tiap satu bulan sekali. Karena, kebutuhan uang receh sangat dibutuhkan. " Penukaran uang receh ini sangat membantu kami dan kalau bisa pihak BI dapat menjadwalnya secara rutin, itu lebih bagus " ungkap Maemunah, pedagang sayuran ini.
Sementara itu, Ridho, petugas Bank Indonesia mengatakan, warga Pulau Panggang sangat berjubal sejak pagi tadi, terutama para pedagang yang lebih banyak untuk menukarkan uang recehan. " Sangat luar biasa antusia warga disini, tak peduli panas, mereka tetap datang menukar uangnya disini, terutama para pedagang," pungkasnya.
Read More »
Bank Indonesia membuka pelayanan penukaran uang recehan pecahan mulai dari Rp 1.000, Rp 500,Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 hingga Rp 1.000. Untuk memperlancar transaksi jual beli para pedagang. Sebab, saat ini uang recehan sangat sulit didapatkan di Pulau Panggang.
" Iya nih, kami menukar uang untuk kelancaran dagang. Pasalnya, susah jika ada pembeli yang memakai uang ratusan memberikan kembaliannya," kata Maemunah (42), warga RT 003/01, usai menukarkan uangnya.
Dia berharap, penukaran uang yang dilakukan pihak BI seharusnya dilakukan tiap satu bulan sekali. Karena, kebutuhan uang receh sangat dibutuhkan. " Penukaran uang receh ini sangat membantu kami dan kalau bisa pihak BI dapat menjadwalnya secara rutin, itu lebih bagus " ungkap Maemunah, pedagang sayuran ini.
Sementara itu, Ridho, petugas Bank Indonesia mengatakan, warga Pulau Panggang sangat berjubal sejak pagi tadi, terutama para pedagang yang lebih banyak untuk menukarkan uang recehan. " Sangat luar biasa antusia warga disini, tak peduli panas, mereka tetap datang menukar uangnya disini, terutama para pedagang," pungkasnya.
Read More »
11/09/2014
Kerja keras
yang dilakukan Ismail (47) warga RT 007/02 Pulau Panggang, Kepulauan
Seribu Utara dalam melakukan penyelamatan lingkungan di Kabupaten
Kepulauan Seribu telah membuahkan hasil. Bapak dari tiga anak tersebut
mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Read More »
Tak
tanggung-tanggung penyerahan penghargaan tersebut langsung diberikan
oleh plt. Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Balai
Agung, Komplek Pemprov DKI Jakarta.
Usai menerima
penghargaan, ucapan rasa syukur dan terima kasih terus disampaikan oleh
Ismail. Pasalnya, berkat dukungan dari bernagai pihak dirinya bisa
meraih penghargaan bergengsi tersebut.
"Pertama
terimakasih kepada pemerintah DKI Jakarta yang telah memberikan
penghargaan kepada kami melalui BPLHD KLH, dalam usaha kegiatan
lingkungan hidup," ungkap Ismail kepada beritapulauseribu.com.
Menurut
Ismail, dirinya memporoleh kategori sebagai penyelamat lingkungan
"sangat baik" dari 5 kandidat yang di usung. Semoga dengan penghargaan
ini dapat menjadi motivasi buat rekan-rekan yang ada di Kepulauan Seribu
untuk terus bersahabat dengan alam tempat dimana kita berpijak.
"Penghargaan
ini saya persembahkan untuk rekan-rekan pemerhati lingkungan yang ada di
Pulau Seribu, dengan kita terus semangat dan peduli terhadap
lingkungan, mari kita secara bersama untuk bisa terus melestarikan
ekosistem biota laut dan lingkungan hidup yang ada di sekitar tempat
tinggal kita," pungkasnya.
Read More »
11/09/2014
Seiring
berkembangnya teknologi informasi dan permain modern tidak menggoyahkan
langkah anak-anak Kabupaten Kepulauan Seribu dalam memelihara dan
melestarikan permainan tradisional. Seperti halnya yang terlihat di
Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Boca-boca kecil ini
terlihat asik memainkan permainan tradisional yang hampir puna seperti
bermain preca atau kelereng, engkle-engkle dan gangsing.
Permainan-permainan tradisional masih masih sering kita jumpai disini. Biasanya, bermain rame-rame ini dilakukan selepas mereka pulang dari sekolah. Tak hanya anak laki-laki yang asik bermain, tetapi sejumlah bocah-bocah perempuan pun terlihat antusias mempermainakn permainan tradisional tersebut.
"Permainan ini dimainkan musiman, namun ada saja di dalam keluarga, ada anak-anak yang memainkan cublak-cublak suweng atau main petak umpet," ujar Malia (30) warga Pulau Panggang, kepada beritapulauseribu.com, Kamis (6/11/2014).
Menurut Ibu yang telah dikaruniai dua anak ini menjelaskan, ada beberapa permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak Pulau Panggang, diantaranya permainan preca atau kelereng, inkling atau engkle-engkle, kapal othok-othok, gangsing, cublak-cublak suweng dan lain-lain. "Ada sebuah pesan dari permainan yang anak-anak lakukan yaitu mengutamakan kebersamaan," katanya.
Malia tidak menampik, bahwa permainan tradisonal hampir punah di kalangan anak-anak, karena menjamurnya permainan modern, namun itu tugas kita sebagai orangtua, terutama pemerintah agar ikut serta melestarikan permainan tradisional, sehingga masa depan anak-anak Pulau Seribu tidak teracuni dengan permainan-permainan yang bisa memberikan dampak nekatif untuk pertumbuhan anak-anak. "Kita harus bisa mempertahankan tradisi kita sendiri, kalau bukan kita siapa lagi, permainan tradisonal ini adalah warisan dari nenek moyang kita," pungkasnya.
Sumber Berita: http://beritapulauseribu.com
Read More »
Permainan-permainan tradisional masih masih sering kita jumpai disini. Biasanya, bermain rame-rame ini dilakukan selepas mereka pulang dari sekolah. Tak hanya anak laki-laki yang asik bermain, tetapi sejumlah bocah-bocah perempuan pun terlihat antusias mempermainakn permainan tradisional tersebut.
"Permainan ini dimainkan musiman, namun ada saja di dalam keluarga, ada anak-anak yang memainkan cublak-cublak suweng atau main petak umpet," ujar Malia (30) warga Pulau Panggang, kepada beritapulauseribu.com, Kamis (6/11/2014).
Menurut Ibu yang telah dikaruniai dua anak ini menjelaskan, ada beberapa permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak Pulau Panggang, diantaranya permainan preca atau kelereng, inkling atau engkle-engkle, kapal othok-othok, gangsing, cublak-cublak suweng dan lain-lain. "Ada sebuah pesan dari permainan yang anak-anak lakukan yaitu mengutamakan kebersamaan," katanya.
Malia tidak menampik, bahwa permainan tradisonal hampir punah di kalangan anak-anak, karena menjamurnya permainan modern, namun itu tugas kita sebagai orangtua, terutama pemerintah agar ikut serta melestarikan permainan tradisional, sehingga masa depan anak-anak Pulau Seribu tidak teracuni dengan permainan-permainan yang bisa memberikan dampak nekatif untuk pertumbuhan anak-anak. "Kita harus bisa mempertahankan tradisi kita sendiri, kalau bukan kita siapa lagi, permainan tradisonal ini adalah warisan dari nenek moyang kita," pungkasnya.
Sumber Berita: http://beritapulauseribu.com
Read More »
9/18/2014
Para pedagang kain mulai datang ke Pulau Karya, Pulau Panggang dan Pulau Pramuka pada abad ke-17 salah satunya yang terkenal berasal dari Suku Mandar, Sulawesi yaitu Sri Ayu Dewi dengan nama julukan Darah Putih. Dengan mengendarai Perahu Layar orang Aceh yang dinahkodai oleh Saudin, beliau dihadang oleh sekelompok pasukan perompak (bajak laut) yang berasal dari Kuala sungsang, Palembang. Perahu layar beliau sempat dikejar oleh para gerombolan Bajak Laut tersebut namun dengan kesaktiannya dan Izin Allah SWT perahu tersebut dapat tidak terlihat hingga sampai ke tepian Pulau Panggang dengan selamat. Saat beliau tiba di Pulau Panggang seketika itu juga Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya tidak terlihat oleh para Bajak Laut seakan-akan tidak ada Pulau-pulau di penglihatan para perompak kemudian mereka berbalik arah berlayar ke parairan karang balik layar depan Pulau Semak Daun. Akhirnya setelah sekian lama Sri Ayu Dewi meninggal dan dimakamkan di tepian pantai dataran tinggi di Pulau Pramuka. Pada saat beliau meninggal keluarlah tetesan darah yang amat harum dari salah satu pori-pori beliau dengan darah yang berwarna putih menandakan bahwa beliau adalah orang sakti.
Pada masa tersebut juga di tahun 1530 ada kisah nyata di perairan tengah laut Pulau Pramuka dan Pulau Panggang ada sepasang pengantin yang akan mengambil air minum menuju Pulau Pramuka, perbuatan kedua pengantin ini ternyata melanggar adat leluhur, yaitu berpergian sebelum 40 hari akad pernikahan mereka. Ditengan-tengah perjalanan kemudian Perahu tersebut terbalik dan kedua pengantin itupun tenggelam sambil memelik kendi air. Pengantin dan kendinya akhirnya berubah menjadi batu karang yang dinamakan sekarang Karang Langka-langka.
Pada zaman penjajahan Belanda di Tahun 1527 kawasan perairan Kepulauan Seribu khususnya di Pulau Cina, merupakan salah satu tempat transit para pedagang cina, seringkali gerombolan perompak yang berasal dari keturunan Seka yang datang ke Pulau Cina untuk merampok harta dan membunuh para pedagangnya. Para pedagang tersebut dibunuh dengan cara memanggang mereka di Karang Pemanggang dan dimakan bersama-sama. Saat itu juga para pendekar sakti bermunajat untuk keselamatan Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya dan beberapa saat kemudian Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya kembali tidak terlihat oleh para bajak laut. Kemudian ketika sedang mencari-cari Pulau tersebut Pasukan Bajak Laut dari Suku Seka ini terdampar di karang lebar sampai perbekalan konsumsi mereka habis dan kelaparan, pada akhirnya pimpinan bajak laut tersebut memakan daging temannya sendiri dengan cara di panggang dan baru kemudian dimakan dengan lahapnya.
Read More »
Pada tahun 1627 di Banten sedang terjadi Perang Batu antara penduduk
Banten dan Pasukan Belanda, seorang alim ulama yang sangat sakti yakni
Tubagus Zen dari Pucuk Umun, beliau adalah keturunan dari Keluarga
Kerajaan Padjajaran yang menyerahkan diri untuk kemudian masuk Islam.
Tubagus Zen adalah orang pertama yang tercatat menduduki Pulau Pramuka,
Pulau Panggang dan Pulau Karya. Beberapa saat setelah itu juga datang
beberapa orang sakti diantaranya adalah Tubagus K.H. Rama, Tubagus
Maemunah dan Tubagus Sri Mulyati yang beresal dari tanah Banten. Sampai
pada akhir hayatnya, Tubagus Zen dimakamkan di sebelah timur Pulau
Karya, K.H Rama menghilang ketika beliau sedang bertapa di Pulau Pramuka
sementara Rtubagus Maemunah dan Tubagus Sri Mulyati dimakamkan di Pulau
Pramuka (sekarang menjadi Kantor Kabupaten Administrasi kepulauan
Seribu).
Para pedagang kain mulai datang ke Pulau Karya, Pulau Panggang dan Pulau Pramuka pada abad ke-17 salah satunya yang terkenal berasal dari Suku Mandar, Sulawesi yaitu Sri Ayu Dewi dengan nama julukan Darah Putih. Dengan mengendarai Perahu Layar orang Aceh yang dinahkodai oleh Saudin, beliau dihadang oleh sekelompok pasukan perompak (bajak laut) yang berasal dari Kuala sungsang, Palembang. Perahu layar beliau sempat dikejar oleh para gerombolan Bajak Laut tersebut namun dengan kesaktiannya dan Izin Allah SWT perahu tersebut dapat tidak terlihat hingga sampai ke tepian Pulau Panggang dengan selamat. Saat beliau tiba di Pulau Panggang seketika itu juga Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya tidak terlihat oleh para Bajak Laut seakan-akan tidak ada Pulau-pulau di penglihatan para perompak kemudian mereka berbalik arah berlayar ke parairan karang balik layar depan Pulau Semak Daun. Akhirnya setelah sekian lama Sri Ayu Dewi meninggal dan dimakamkan di tepian pantai dataran tinggi di Pulau Pramuka. Pada saat beliau meninggal keluarlah tetesan darah yang amat harum dari salah satu pori-pori beliau dengan darah yang berwarna putih menandakan bahwa beliau adalah orang sakti.
Pada masa tersebut juga di tahun 1530 ada kisah nyata di perairan tengah laut Pulau Pramuka dan Pulau Panggang ada sepasang pengantin yang akan mengambil air minum menuju Pulau Pramuka, perbuatan kedua pengantin ini ternyata melanggar adat leluhur, yaitu berpergian sebelum 40 hari akad pernikahan mereka. Ditengan-tengah perjalanan kemudian Perahu tersebut terbalik dan kedua pengantin itupun tenggelam sambil memelik kendi air. Pengantin dan kendinya akhirnya berubah menjadi batu karang yang dinamakan sekarang Karang Langka-langka.
Pada zaman penjajahan Belanda di Tahun 1527 kawasan perairan Kepulauan Seribu khususnya di Pulau Cina, merupakan salah satu tempat transit para pedagang cina, seringkali gerombolan perompak yang berasal dari keturunan Seka yang datang ke Pulau Cina untuk merampok harta dan membunuh para pedagangnya. Para pedagang tersebut dibunuh dengan cara memanggang mereka di Karang Pemanggang dan dimakan bersama-sama. Saat itu juga para pendekar sakti bermunajat untuk keselamatan Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya dan beberapa saat kemudian Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya kembali tidak terlihat oleh para bajak laut. Kemudian ketika sedang mencari-cari Pulau tersebut Pasukan Bajak Laut dari Suku Seka ini terdampar di karang lebar sampai perbekalan konsumsi mereka habis dan kelaparan, pada akhirnya pimpinan bajak laut tersebut memakan daging temannya sendiri dengan cara di panggang dan baru kemudian dimakan dengan lahapnya.
Read More »
9/08/2014
Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP), Kabupaten Kepulauan Seribu menginterogasi
sejumlah pedagang "Judi Gosok" yang berjualan di lingkungan Sekolah
Dasar (SD) Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Pasalnya,
keberadaan para pedagang tersebut telah meresahkan orang tua murid.
Read More »
"Kita lakukan
interogasi kepada para pedagang ini setelah adanya laporan dari wali
murid yang resah dengan pedagang judi gosok yang berjualan di lingkungan
sekolah," tutur Muhammad Yakub Komandan Kompi Satpol PP Kabupaten
Kepulauan Seribu, Senin (8/9/2014).
Yakub
mengatakan, sebelum melakukan tindakan ini terlebih dahulu pihak Satpol
PP mendapatakan laporan dari ibu-ibu dan masyarakat Kelurahan Pulau
Panggang yang meributkan uang jajan anaknya habis untuk membeli judi
gosok. Kemudian mendengarkan laporan tersebut pihaknya langsung
melakukan penyelidikan terhadap masalah tersebut.
Menurutnya,
pedagang Judi Gosok yang mengunakan kupon tersebut sudah memberikan
pendidkan yang buruk buat generasi penerus di Pulau Seribu. Oleh karena
itu, pihaknya tidak akan membiarkan masalah tersebut terjadi. "Kita
sudah kasih peringatan untuk tidak berjualan kupon gosok, jika mereka
tetap berjualan maka terpaksa kita memberi sanksi atau melarang mereka
tidak boleh masuk di wilayah Kelurahan Pulau Panggang," katanya.
Yakub
menambahkan, tentunya kami akan mengambil langkah yang tegas ke
depannya. "Jika mereka tetap bandal dan tidak menghiraukkan peringatan
yang kami berikan, terpaksa kita akan ambil tindakkan tegas menurut
peraturan yang ada," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
8/13/2014
Puluhan guru
yang berstatus honorer Kategori 2 atau (K-2) di Kabupaten Kepulauan
Seribu memadati Pelayanan Terpadu Keliling (PTK) yang diselenggarakan di
areal dermaga utama Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara.
Dari pantauan beritapulauseribu.com, Selasa (12/8/2014) para pendidik atau guru satu persatu menyerahkan berkas lama kepada petugas PTK untuk dibuatkan berkas baru sebagai syarat mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diprioriotaskan untuk pegawai honorer K2.
"Pemberkasan ini untuk menentukan, meski belum ada keterangan yang pasti menyangkut status kami sebagai guru honorer," ujar Maemunah guru honorer di SD 01 Pulau Pramuka kepada beritapulauseribu.com.
Menurut Maemunah, batas akhir pemberkasan bagi K2 yang gagal tes CPNS pada beberapa waktu yang lalu masih diberikan kesempatan untuk kembali mengikuti tes CPNS. Menurutnya, pemberkasan akan berakhir pada hari Jum'at (15/8/2014) besok. "Kalau tak segera dilengkapi akan tertingal, sedangkan akhir pemberkasan tanggal 15 Agustus 2014," katanya.
Sementara itu, Budi Kepala Kordinator Kapal PTK menjelaskan, pelayanan untuk saat ini kebanyakan warga mengurus pemberkasan K2. Sedangkan pelayanan administrasi lainya relatif sepi. "Pelayanan saat ini lebih didominasi guru honorer yang ingin mengurus administrasi untuk pemberkasan K2, sedangkan untuk pembuatan surat lainya seperti NPWP terbilang sedikit," singkatnya.
Sumber Berita: http://beritapulauseribu.com
Read More »
Dari pantauan beritapulauseribu.com, Selasa (12/8/2014) para pendidik atau guru satu persatu menyerahkan berkas lama kepada petugas PTK untuk dibuatkan berkas baru sebagai syarat mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diprioriotaskan untuk pegawai honorer K2.
"Pemberkasan ini untuk menentukan, meski belum ada keterangan yang pasti menyangkut status kami sebagai guru honorer," ujar Maemunah guru honorer di SD 01 Pulau Pramuka kepada beritapulauseribu.com.
Menurut Maemunah, batas akhir pemberkasan bagi K2 yang gagal tes CPNS pada beberapa waktu yang lalu masih diberikan kesempatan untuk kembali mengikuti tes CPNS. Menurutnya, pemberkasan akan berakhir pada hari Jum'at (15/8/2014) besok. "Kalau tak segera dilengkapi akan tertingal, sedangkan akhir pemberkasan tanggal 15 Agustus 2014," katanya.
Sementara itu, Budi Kepala Kordinator Kapal PTK menjelaskan, pelayanan untuk saat ini kebanyakan warga mengurus pemberkasan K2. Sedangkan pelayanan administrasi lainya relatif sepi. "Pelayanan saat ini lebih didominasi guru honorer yang ingin mengurus administrasi untuk pemberkasan K2, sedangkan untuk pembuatan surat lainya seperti NPWP terbilang sedikit," singkatnya.
Sumber Berita: http://beritapulauseribu.com
Read More »
6/09/2014
Proses
pengurusan Kartu Jakarta Pintar atau KJP di Kelurahan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu Utara membawa berkah tersendiri untuk pemilik jasa foto
copy. Pasalnya, warga yang hendak mengurus surat-surat tersebut secara
otomatis membutuhkan jasa foto copy. Alhasil pemilik foto copy pun
kebanjiran order.
Read More »
"Alhamdulillah,
semenjak orang tua murid urus KJP foto copy saya ramai. Keadaan ini
sudah berlangsung mulai dari Senin hingga sekarang," kata Jamila (40)
pemilik foto copy di RT 007/02 Pulau Panggang kepada
beritapulauseribu.com, Jum'at (6/6/2014).
Jika
dibandingkan dengan hari biasanya, kata pemilik foto copy yang telah
dikaruniai tiga anak tersebut mengaku hanya beberapa lembar kertas saja
yang keluar dan bisa dihitung. Sementara pada musim pengurusan KJP ini
pendapatanya berkali-kali lipat. "Kalu hari biasa cuma sedikit mas, tapi
saat ini sampai-sampai saya kerepotan tidak terlayani," ucapnya dengan
wajah sumringah.
Jamila
menuturkan, untuk biaya foto copy dirinya memasang tarif Rp 500 per
lembar dan saat inisetiap orang yang mengurus KJP rata-rata memfoto copy
sebanyak 20 lembar. "Kalau untung ya lumayan banyak yah, bisa buat
tambahan jajan anak," imbuhnya.
Sementara
itu, hal sama di ungkapakan, Maryati (44) pemilik jasa foto copy di RT
003/02 Pulau Panggang. "Alhamdulillah mas, dalam sepekan ini kertas foto
copy saya banyak keluarnya, biasanya paling 10 lembar malah terkadang
kosong tidak ada sama sekali, tapi saat ini lagi ame order," singkatnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
3/20/2014
Sebagai
bentuk kepedulian terhadap sesama, PT. Pos Indonesia memberikan santunan
kepada anak-anak yatim di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu Utara, Rabu (19/03/2014). Secara simbolis bantuan
tersebut langsung diberikan kepada Yayasan Al-Hidayah yang kapasitasnya
sebagai wadah pembinaan anak-anak yatim di Kelurahan Pulau Panggang.
Read More »
"Kami sangat
berterima kasih kepada PT. Pos Indonesia, karena kepeduliannya telah
membantu anak-anak yatim di Pulau Panggang," kata As'ad Syafarudin,
Ketua Yayasan Al-Hidayah Pulau Panggang.
Bunyamin,
Kepala Kantor Pos Pulau Pramuka menjelaskan, pemberian santunan
merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pos
Indonesia disetiap wilayah kerja perusahaan jasa pengiriman tersebut.
Pada kesempatan itu, selain memberikan santunan, pihak PT Pos yang
berjumlah 20 orang itu, melakukan pengecekan Kantor Pos yang ada di
Pulau Pramuka.
"Ini program
CSR PT. Pos Indonesia Cabang Jakarta Utara, saat ini bentuknya santunan
kepada anak-anak yatim yang ada di Pulau Panggang," ujar Bunyamin kepada
beritapulauseribu.com.
Sementara
Abdullah, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesmas)
Kepulauan Seribu yang turut hadir pada acara penyerahan bantuan tersebut
mengatakan, pihaknya atas nama Pemerintah Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu mengucapkan terima kasih kepada PT. Pos Indonesia yang
telah peduli dan membantu masyarakat Kepulauan Seribu.
"Atas nama
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, kami ucapkan terima kasih kepada
PT. Pos Indonesia. Semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat
khususnya anak-anak yatim di Pulau Panggang," jelas Abdullah.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
2/23/2014
Hari jum'at
merupakan hari yang begitu istimewa bagi umat Islam, tak terkecuali bagi
muslim yang ada di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara. Bahkan untuk menghormati hari istimewa tersebut, masyarakat yang
mayoritas berprofesi sebagai nelayan ini tidak melakukan aktivitas
melaut.
Dari pantauan beritapulauseribu.com, Jum'at (21/02/2014) kemarin. Kebanyakan nelayan Pulau Panggang menggalangkan kapalnya di dermaga-dermaga tepi pulau, umumnya mereka melakukan pengecekan kapal mereka apakah ada yang bocor, kipas rusak, tergenang air dan lain sebagainya. "Ini hari Jum'at kita harus menghormati dan tentunya sebagai umat Islam kita harus melakukan shalat Jum'at untuk memakmurkan masjid," ungkap Nawi (44) seorang nelayan warga Pulau Panggang.
Nawi yang merupakan warga RT 006/02 menambahkan, menggalang itu perlu karena kalau nelayan tidak rajin mengecek kapalnya, maka nelayan itu sendiri yang akan mengalami kerepotan saat ditengah laut. "Laut itu bukan seperti daratan kalau rusak ada tempat service di pinggir jalan nah, laut pontang-panting ke bawa ombak nanti bisa celaka, " katanya.
Hal yang sama juga dilontarkan nelayan lainnya, Radi (50) warga Pulau Panggang RT 002/02 menceritakan jika setiap hari Jum'at tentunya para nelayan beristirahat dari aktivitas melaut. "Kita harus shalat Jum'at dong, kalau orang kantor atau pekerja di pabrik liburnya hari Sabtu atau Minggu sedangkan nelayan disini serentak meliburkan diri setiap hari Jum'at, " tutupnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
Dari pantauan beritapulauseribu.com, Jum'at (21/02/2014) kemarin. Kebanyakan nelayan Pulau Panggang menggalangkan kapalnya di dermaga-dermaga tepi pulau, umumnya mereka melakukan pengecekan kapal mereka apakah ada yang bocor, kipas rusak, tergenang air dan lain sebagainya. "Ini hari Jum'at kita harus menghormati dan tentunya sebagai umat Islam kita harus melakukan shalat Jum'at untuk memakmurkan masjid," ungkap Nawi (44) seorang nelayan warga Pulau Panggang.
Nawi yang merupakan warga RT 006/02 menambahkan, menggalang itu perlu karena kalau nelayan tidak rajin mengecek kapalnya, maka nelayan itu sendiri yang akan mengalami kerepotan saat ditengah laut. "Laut itu bukan seperti daratan kalau rusak ada tempat service di pinggir jalan nah, laut pontang-panting ke bawa ombak nanti bisa celaka, " katanya.
Hal yang sama juga dilontarkan nelayan lainnya, Radi (50) warga Pulau Panggang RT 002/02 menceritakan jika setiap hari Jum'at tentunya para nelayan beristirahat dari aktivitas melaut. "Kita harus shalat Jum'at dong, kalau orang kantor atau pekerja di pabrik liburnya hari Sabtu atau Minggu sedangkan nelayan disini serentak meliburkan diri setiap hari Jum'at, " tutupnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
2/23/2014
Menjaga
kesehatan diri, keluarga dan lingkungan merupakan tanggung jawab kita
bersama. Oleh karena itu, ajakan untuk menjaga pola hidup sehat terus
digalakan oleh Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan
Seribu Utara.
Dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan yang dipimpin langsung oleh Susilowati selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang, Jum'at (21/02/2014) kemarin mendapat respon positif dari para kader Kelurahan Pulau Panggang.
Susilowati mengaku dalam pembinaan ini, semua kader penggerak di Kelurahan Pulau Panggang mengikuti penyuluhan dan pembinaan diantaranya kader kesehatan jiwa, Posyandu, juru malaria desa, bidan siaga, lintas sektor dan program. "Tentunya ini untuk memberikan motivasi kepada para kader agar bisa lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi kepada warga akan pentingnya hidup sehar," kata Susilowati.
Selain itu, Susilowati menambahkan, membina kader-kader lintas sektor ini juga bertujuan untuk lebih memahami fungsi dan tugas mereka agar lebih tanggap dalam memeriksa pasien.
Hasanah (49) salah seorang kader Kelurahan Pulau Panggang menyambut baik kegiatan penyuluhan dan pembinaan tersebut. Pasalnya, dengan kegiatan ini dirinya akan lebih banyak lagi mendapatkan ilmu khusunya dalam dunia kesehatan. "Bagus dan menambah wawasan para kader dalam menangani pasien diantaranya Imunisasi, Polio dan lain sebagainya, berharap kegiatan seperti ini dilakukan setiap bulan guna mencerdaskan para kader," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
Dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan yang dipimpin langsung oleh Susilowati selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang, Jum'at (21/02/2014) kemarin mendapat respon positif dari para kader Kelurahan Pulau Panggang.
Susilowati mengaku dalam pembinaan ini, semua kader penggerak di Kelurahan Pulau Panggang mengikuti penyuluhan dan pembinaan diantaranya kader kesehatan jiwa, Posyandu, juru malaria desa, bidan siaga, lintas sektor dan program. "Tentunya ini untuk memberikan motivasi kepada para kader agar bisa lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi kepada warga akan pentingnya hidup sehar," kata Susilowati.
Selain itu, Susilowati menambahkan, membina kader-kader lintas sektor ini juga bertujuan untuk lebih memahami fungsi dan tugas mereka agar lebih tanggap dalam memeriksa pasien.
Hasanah (49) salah seorang kader Kelurahan Pulau Panggang menyambut baik kegiatan penyuluhan dan pembinaan tersebut. Pasalnya, dengan kegiatan ini dirinya akan lebih banyak lagi mendapatkan ilmu khusunya dalam dunia kesehatan. "Bagus dan menambah wawasan para kader dalam menangani pasien diantaranya Imunisasi, Polio dan lain sebagainya, berharap kegiatan seperti ini dilakukan setiap bulan guna mencerdaskan para kader," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
2/05/2014
Merasa kurang
puas dengan pendapatan sebagai seorang nelayan, Kadir (47) warga
Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan kepulauan Seribu Utara terpaksa
harus banting setir dari profesi lamanya sebagai nelayan menjadi
pengrajin souvenir yang terbuat dari kerang laut.
Menurut bapak empat anak ini, sejak menjadi seorang nelayan, ia merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Ia pun terpaksa harus memutar otak untuk mencari jalan keluar agar bisa memperbaiki taraf hidup yang layak. Berbekal modal secukupnya dan kemampuan yang dimilikinya, Kadir pun akhirnya terjun ke dunia pembuatan souvenir berbahan baku dari kerang laut.
"Jangankan untuk nabung, buat makan sehari-hari saja kadang-kandang tidak cukup, tapi Alhmadulillah, sejak mulai bisnis ini perekonomian kami mulai membaik," tutur Kadir saat ditemui beritapulauseribu.com, Rabu (05/02/2014).
Kadir menjelaskan, untuk memasarkan hasil kerajinan tanganya ini, selain dijual di Pulau Seribu untuk cindera mata para wisatawan, prakarya kerajanan tanganya juga di pasarkan di luar Pulau. Biasanya, Kadir menitipkan beberapa hasil kerajinan tanganya ini kepada anakya yang tengah mengenyam pendidik di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
"Biasanya saya titipkan kepada anak kami yang masih duduk di bangku kuliah, lumayan juga semakin hari pelanggan dan pesanan terus bertambah, jadi bisa buat tambah-tambah kebutuhan anak saya, " terangnya.
Rencananya, jika hasil prakarya ini bisa menjadi andalan perekonomian bagi keluarganya, lanjut Kadir, dirinya berjanji tidak akan pelit untuk mewariskan ilmunya kepada sanak keluarga dan warga Pulau Seibu yang akan belajar membuat kerajinan tersebut. "Silahkan saja buat warga yang ingin belajar, kerajinan ini dengan senang hati saya siap untuk membantu," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
Menurut bapak empat anak ini, sejak menjadi seorang nelayan, ia merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Ia pun terpaksa harus memutar otak untuk mencari jalan keluar agar bisa memperbaiki taraf hidup yang layak. Berbekal modal secukupnya dan kemampuan yang dimilikinya, Kadir pun akhirnya terjun ke dunia pembuatan souvenir berbahan baku dari kerang laut.
"Jangankan untuk nabung, buat makan sehari-hari saja kadang-kandang tidak cukup, tapi Alhmadulillah, sejak mulai bisnis ini perekonomian kami mulai membaik," tutur Kadir saat ditemui beritapulauseribu.com, Rabu (05/02/2014).
Kadir menjelaskan, untuk memasarkan hasil kerajinan tanganya ini, selain dijual di Pulau Seribu untuk cindera mata para wisatawan, prakarya kerajanan tanganya juga di pasarkan di luar Pulau. Biasanya, Kadir menitipkan beberapa hasil kerajinan tanganya ini kepada anakya yang tengah mengenyam pendidik di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
"Biasanya saya titipkan kepada anak kami yang masih duduk di bangku kuliah, lumayan juga semakin hari pelanggan dan pesanan terus bertambah, jadi bisa buat tambah-tambah kebutuhan anak saya, " terangnya.
Rencananya, jika hasil prakarya ini bisa menjadi andalan perekonomian bagi keluarganya, lanjut Kadir, dirinya berjanji tidak akan pelit untuk mewariskan ilmunya kepada sanak keluarga dan warga Pulau Seibu yang akan belajar membuat kerajinan tersebut. "Silahkan saja buat warga yang ingin belajar, kerajinan ini dengan senang hati saya siap untuk membantu," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
1/22/2014
Angin puting
beliung kembali menghantam pemukiman warga Pulau Panggang, Kelurahan
Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Sedikitnya tujuh rumah
warga porak poranda dibagian atapnya akibat diterjang angin super
dahsyat tersebut.
Read More »
Informasi
yang dihimpun beritapulauseribu.com, Selasa (21/1/2014). Kejadian
tersebut terjadi, pada hari Senin (21/1/2014) malam sekitar pukul 23.30
Wib, dimana sebagain para penghuninya tengah terlelap tidur, saat
kejadian hujan deras disertai angin kencang tengah berlangsung
dipemukiman padat penduduk tersebut.
Sabeni (40)
salah seorang warga yang rumahnya ikut tersapu angin kencang itu
menyebutkan, saat kejadian dirinya beserta keluarga sudah terlalap
tidur, tiba-tiba angin datang begitu cepat dan langsung menghancurkan
sebagain atap rumahnya yang terbuat dari asbes. "Kejadianya begitu
cepat, tiba-tiba angin sudah datang dan menghancurkan asbes rumah,"
kenang Sabeni.
Sabeni
menjelaskan, sebelum kejadian memang cuaca disekitar Pulau Panggang ini
tengah diguyur hujan disertai angin kencang. "Alhamduliilah rusaknya
tidak begitu parah cuma plapon dan beberapa asbes yang rusak," jelasnya.
Sementara
itu, Mat Lawi Kasatgas Pol PP Kelurahan Pulau Panggang saat dikonfirmasi
membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, dalam peristiwa angin puting
beliung ini sedikitnya tujuh rumah yang mengalami kerusakan. "Total
rumah yang rusak ada tujuh, lima rumah di RT 005 dan dua rumah di RT 004
semuanya ada di RW 01," jelasnya.
Berikut tujuh
warga yang rumahnya ikut tersapu angin puting beliung yakni Sabeni,
Fahrul, Nurjen, Masupah, Burhana warga RT 005/001 dan Mak Endi dan
Baharia Uung warga RT 004/01.
Para korban
pun berharap segera mendapatkan bantuan dari pemerintah dan instansi
terkait guna meringankan bebean untuk perbaikan rumah yang rusak akibat
dihantam angin puting beliung tersebut.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
1/18/2014
Read More »
ilustrasi
Musim
penghujan disertai angin kencang tidak hanya berdampak terhadap bencana.
Akan tetapi, fenomena alam tersebut juga mengakibatkan pasokan makanan
khusunya sayuran dan buah-buahan di wilayah Kepulauan Seribu mulai
kekurangan.
Menurut
Sailah (35) salah seorang pedagang sayuran yang biasa berjualan di
Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, stok bahan
makanan khusunya sayuran dan buah-buhan mulai berkurang. "Stoknya tidak
banyak, mungkin karna terhambat pengiriman dari daratan (Jakarta)," ujar
Sailah kepada beritapulauseribu.com, Jum'at (17/1/2014).
Meski stok
sayuran dan buah-buahan semakin berkurang, lanjut pedagang yang tinggal
dikawasan RT 05/03 Pulau Panggang tersebut dirinya enggan menaikan harga
jual kepada para konsumenya. "Tidak ada kenaikan, kalau harga tetap
normal dari hari biasanya," jelas Sailah pedagang yang mengaku baru 1
tahun berjualan di pulau terpadat ini.
Sementara
itu, Maria (40) warga Pulau Panggang mengaku, meski stok sayuran dan
buah-buahan didaerahnya mulai menipis, ia tidak begitu mencemaskan
terhadap kondisi tersebut. Pasalnya, jika stok sayur dan buah-buahan
berkurang di wilayahnya masih banyak alternatif lainya untuk bisa
dimakan. "Kalau soal buah dan sayuran mungkin tidak begitu mencemaskan,"
kata ibu empat anak tersebut.
Menurutnya,
pasokan bahan makanan yang harus terus tersedia di wilayah kepulauan
tersebut adalah sembilan bahan pokok atau sembako. Oleh karena itu,
warga berharap pasokan sembako bisa terus terkendali. "Setiap musim
angin barat melanda ya memang kita harus bisa menghemat, jangan sampai
ada kekurangan stok pangan khusunya sembako," pungkasnya.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
1/18/2014
Palang Merah Indonesia (PMI) Kepulauan Seribu akan menyalurkan 100 nasi bungkus untuk korban puting beliung di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Rencananya PMI Kepulauan Seribu menyalurkan bantuan tersebut selama tanggap darurat yakni tiga hari ke depan.
"Di lapangan, terlebih dahulu bantuan kita akan serahkan ke pihak Kelurahan setempat lalu ke korban, data korban yang kita himpun hanya kerusakan rumah, sebanyak 24 rumah, 30 Kepala Keluarga dan 84 warga," kata Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya (PSD) PMI Kepulauan Seribu, Ahmad Munawir, Jum'at (17/01/2014).
Selain menyalurkan nasi bungkus, PMI Kepulauan Seribu berencana akan memberikan bantuan berupa terpal penutup atap rumah bagi warga yang terkena terjangan angin puting beliung.
"Insya Allah besok kita akan distribusikan terpal penutup tersebut, karena yang saat ini dibutuhkan warga yaitu terpal untuk pengganti atap rumah, karena rata-rata atap rumahnya yang diterpa angin," katanya.
Sebelumnya diberitakan, angin puting beliung menerjang pemukiman warga Pulau Panggang, Kamis malam sekira pukul 23.00 WIB. Sementara untuk kerusakan rumah, sebelumnya informasi yang didapat yakni sebanyak 18 rumah. Namun, hingga berita ini diturunkan, kerusakan rumah akibat angin puting beliung menjadi 24 rumah dengan rata-rata kerusakan yakni pada atap rumah.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
PMI Kepulauan Seribu serahkan bantuan nasi kotak kepada warga korban angin puting beliung di Pulau Panggang |
Palang Merah Indonesia (PMI) Kepulauan Seribu akan menyalurkan 100 nasi bungkus untuk korban puting beliung di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Rencananya PMI Kepulauan Seribu menyalurkan bantuan tersebut selama tanggap darurat yakni tiga hari ke depan.
"Di lapangan, terlebih dahulu bantuan kita akan serahkan ke pihak Kelurahan setempat lalu ke korban, data korban yang kita himpun hanya kerusakan rumah, sebanyak 24 rumah, 30 Kepala Keluarga dan 84 warga," kata Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya (PSD) PMI Kepulauan Seribu, Ahmad Munawir, Jum'at (17/01/2014).
Selain menyalurkan nasi bungkus, PMI Kepulauan Seribu berencana akan memberikan bantuan berupa terpal penutup atap rumah bagi warga yang terkena terjangan angin puting beliung.
"Insya Allah besok kita akan distribusikan terpal penutup tersebut, karena yang saat ini dibutuhkan warga yaitu terpal untuk pengganti atap rumah, karena rata-rata atap rumahnya yang diterpa angin," katanya.
Sebelumnya diberitakan, angin puting beliung menerjang pemukiman warga Pulau Panggang, Kamis malam sekira pukul 23.00 WIB. Sementara untuk kerusakan rumah, sebelumnya informasi yang didapat yakni sebanyak 18 rumah. Namun, hingga berita ini diturunkan, kerusakan rumah akibat angin puting beliung menjadi 24 rumah dengan rata-rata kerusakan yakni pada atap rumah.
Sumber : http://beritapulauseribu.com
Read More »
Langganan:
Postingan (Atom)